Bolehkah Memanah Jemparingan Mataraman Tanpa Duduk Silo Panggung?
Bolehkah Memanah Jemparingan Mataraman Tanpa Duduk Silo Panggung? Ini Penjelasannya
Jawabannya: boleh saja!
Asalkan kegiatan Jemparingan Mataraman dilakukan di luar lingkungan Kraton Yogyakarta .
Saat ini, Jemparingan Mataraman tidak hanya dimainkan oleh abdi dalem Kraton, tetapi juga telah menyebar luas di kalangan masyarakat umum. Banyak klub Jemparingan bermunculan di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan daerah sekitarnya yang menampung gaya panahan khas Kerajaan Mataram Islam ini.
Lebih Bebas Berlatih di Luar Kraton
Karena dilakukan di luar keraton, aturan yang berlaku tidak berlaku seketat di dalam lingkungan istana. Salah satunya adalah sikap duduk pemanah , terutama bagi pemanah putri.
Di dalam keraton, pemanah putri wajib duduk silo panggung — yaitu duduk posisi formal khas Kraton Yogyakarta. Namun, di luar keraton, posisi duduk bisa lebih fleksibel:
- Boleh bersila biasa ,
- Timpuh , atau
- Duduk dengan satu kaki diluruskan ke depan (slonjor) bagi yang sulit duduk di lantai.
Beberapa murid saya dari luar negeri pun sering menggunakan posisi ini saat berlatih.
Yang penting, meskipun kita lebih bebas, tetap menjaga nilai dan filosofi dasar Jemparingan Mataraman seperti yang diajarkan para leluhur di Kraton Yogyakarta.
Nilai-Nilai yang Tetap Dijaga dalam Jemparingan Mataraman
1. Jemparingan untuk Pembentukan Karakter
Tujuan utama Jemparingan Mataraman bukan hanya untuk mengenai sasaran, melainkan pembentukan karakter (character building) . Kebebasan berlatih bukan berarti bebas seenaknya. Hindari posisi duduk yang tidak sopan seperti jongkok atau duduk ngangkang.
Renungkan: apakah setelah bermain Jemparingan Mataraman kita menjadi pribadi yang lebih sabar, tenang, dan menghargai orang lain?
2. Kesetaraan dalam Alas Duduk
Dalam Jemparingan Mataraman, semua pemanah memiliki kedudukan yang sama. Baik orang biasa maupun Gusti putri, semuanya duduk setara. Tidak ada yang di kursi empuk sementara yang lain di tikar. Nilai kesetaraan ini menjadi ciri khas penting dari Jemparingan.
3. Menyesuaikan Lingkungan Tanpa Menghilangkan Nilai
Jika kondisi lapangan tidak mendukung — misalnya basah setelah hujan — pemanah boleh duduk di kursi. Namun prinsipnya tetap sama: semua pemanah duduk di tempat yang setara , tidak ada perbedaan.
Jemparingan Mataraman: Antara Tradisi dan Fleksibilitas
Bermain Jemparingan Mataraman di luar kompleks Kraton Yogyakarta memberi ruang bagi masyarakat untuk melestarikan budaya panahan tradisional tanpa kehilangan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Kuncinya adalah menjaga sopan santun, kesetaraan, dan semangat kebersamaan yang menjadi roh dari Jemparingan itu sendiri.
Kalau ada pertanyaan atau pengalaman menarik tentang Jemparingan, silakan tulis di kolom komentar di bawah ya.
Maturnuwun 🙏
Lihat juga: Cara Duduk Silo Panggung dalam Jemparingan Mataraman gaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Komentar
Posting Komentar