Gaya Duduk Silo Panggung: Kunci Kesopanan & Teknik Memanah Tradisional Jemparingan

Jemparingan, seni memanah tradisional khas Yogyakarta, bukan hanya soal ketepatan sasaran, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan etika yang kuat. Salah satu aspek penting dalam praktik jemparingan adalah gaya duduk silo panggung, yang menjadi simbol kesopanan dan keanggunan bagi para pemanah, terutama pemanah putri..


Apa itu Gaya Duduk Silo Panggung dalam Jemparingan?

Gaya duduk silo adalah posisi duduk khas dalam jemparingan yang berasal dari tradisi kraton Yogyakarta. Berbeda dengan duduk bersila biasa, duduk silo panggung menuntut kaki untuk ditekuk dengan tertib, tanpa membuka kaki terlalu lebar, sehingga terlihat lebih anggun dan sopan.

Gaya duduk ini sangat penting dalam menjaga etika selama bertanding dan berlatih. Selain memperkuat postur pemanah, duduk silo juga memengaruhi konsentrasi dan kestabilan saat menarik busur dan melepaskan anak panah.

Mengapa Gaya Duduk Silo Jemparingan Penting?

  1. Kesopanan dan Etika Budaya.
    Duduk dengan gaya silo menunjukkan penghormatan terhadap tradisi dan lingkungan sekitar, terutama saat latihan atau pertandingan di lingkungan kraton atau komunitas jemparingan.
  2. Postur yang Tepat
    Duduk silo membantu menjaga postur tubuh tetap tegak dan stabil, sehingga memudahkan pemanah dalam mengontrol busur dan anak panah dengan lebih presisi.
  3. Kenikmatan Visual
    Gaya duduk ini membuat pemanah terlihat lebih anggun dan rapi, sebuah nilai penting yang dijunjung tinggi dalam budaya Yogyakarta.

Cara Duduk dengan Gaya Silo Jemparingan

Berikut langkah-langkah untuk duduk dengan gaya silo:
  • Duduk dengan posisi kaki ditekuk, kaki kanan selalu berada di depan kaki kiri
  • Pastikan kedua tumit dan telapak kaki tetap menyentuh lantai atau alas dengan nyaman.
  • Jaga punggung tetap lurus dan kepala tegak, fokus pada sasaran.
  • Hindari membuka kaki terlalu lebar atau posisi yang membuat kesan tidak sopan.

Tips Mempraktikkan Gaya Duduk Silo dalam Jemparingan

  • Latihan rutin duduk dengan gaya silo sebelum mulai memanah agar tubuh terbiasa.
  • Gunakan alas duduk yang nyaman seperti tikar atau matras untuk mendukung postur.
  • Perhatikan pakaian yang dikenakan agar tetap sopan dan tidak mengganggu posisi duduk.
Menguasai gaya duduk silo jemparingan bukan hanya soal teknik, tapi juga menghormati nilai budaya yang terkandung dalam seni memanah tradisional ini. Mari terus lestarikan dan amalkan tradisi luhur ini dalam setiap gerakan jemparingan kita!

~ Jemparingan.com

Lihat tulisan-tulisan bpk. Kris Budiharjo, disini -> DAFTAR ISI




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan WONG-WONGAN dan BANDUL dalam Sasaran Jemparingan Tradisional

Tutorial Belajar Jemparingan untuk Pemula — gaya Lama & Modern